PEKANBARU – Dukungan terhadap inisiatif pembentukan Daerah Istimewa Riau (DIR) semakin menguat. Dalam sebuah pertemuan antara DPRD Provinsi Riau, Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR), dan Badan Pekerja Perwujudan Daerah Istimewa Riau (BPP DIR) di Pekanbaru pada Selasa (9/9/2025), sejumlah legislator menyatakan komitmennya dengan memulai penggalangan dana pribadi, yang sejauh ini telah mengumpulkan Rp35 juta.
Pertemuan yang berlangsung di ruang rapat DPRD Riau itu dihadiri Ketua DPRD Riau Kaderismanto, Wakil Ketua DPRD Riau Parisman Ihwan, serta anggota dari Fraksi PKS, PKB, dan PDI Perjuangan. Dari LAMR, hadir Ketua Umum Majelis Kerapatan Adat Datuk Seri Marjohan Yusuf, Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian Datuk Seri Taufik Ikram Jamil, Sekretaris Umum Datuk Jonnaidi Dasa, Bendahara Umum Datuk Fadli, dan salah satu tim penyusun naskah akademik DIR, Erwan.
Ketua BPP DIR, Datuk Seri Taufik Ikram Jamil, menyampaikan terima kasih atas dukungan DPRD terhadap gagasan daerah istimewa tersebut. Ia juga membantah isu negatif yang menyebutkan bahwa inisiatif ini berkaitan dengan gerakan separatis.
“Ada yang mengaitkan ini dengan ide Riau merdeka. Itu keliru. Justru gagasan ini muncul dari rasa cinta pada NKRI dan keinginan untuk mengangkat identitas budaya Melayu serta kontribusi historis Riau bagi bangsa,” ujar Datuk Seri Taufik.
Dukungan pun disampaikan sejumlah anggota dewan. Anggota Fraksi PDI Perjuangan, Suyadi, menyebut bahwa usulan DIR adalah aspirasi nyata masyarakat yang patut diperjuangkan.
“Ini adalah kehendak rakyat. Sudah sepatutnya kita mendukungnya sepenuh hati,” ungkap Suyadi.
Sebagai bentuk dukungan langsung, Suyadi menyumbangkan Rp25 juta untuk membantu kerja-kerja BPP DIR. Disusul oleh Wakil Ketua DPRD dari Fraksi Golkar, Parisman Ihwan, yang memberikan donasi Rp10 juta. Total sementara dana yang terkumpul sebesar Rp35 juta.
Tanggapan positif juga datang dari fraksi-fraksi lain. Perwakilan PKB dan PKS menyatakan akan mengangkat inisiatif penggalangan dana ini dalam rapat internal fraksi sebagai wujud dukungan terhadap proses penyusunan naskah akademik serta penguatan dasar hukum gagasan DIR.
Sementara itu, Erwan, salah satu perumus naskah akademik, menjelaskan bahwa ide daerah istimewa lahir dari posisi Riau sebagai pusat kebudayaan Melayu yang memiliki nilai historis dan peran strategis bagi Indonesia.
“Ini bukan upaya untuk memisahkan diri, tetapi pengakuan terhadap keunikan Riau, sekaligus menjadikan nilai-nilai Melayu sebagai pilar dalam pembangunan nasional,” terang Erwan.
Pertemuan ini menjadi bagian dari upaya bersama lintas lembaga untuk memperluas dukungan terhadap gagasan Daerah Istimewa Riau. Gerakan donasi dari kalangan dewan menjadi indikasi bahwa dukungan terhadap DIR kini mulai bergerak ke arah aksi nyata.**
sumber: RIAUIN.COM



