DUMAI – Semangat literasi kembali menggema di Kota Dumai. Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Balai Bahasa Provinsi Riau melakukan kunjungan ke dua sekolah dasar, yakni SD Negeri 003 Sukajadi dan SD Negeri 003 Pangkalan Sesai, Dumai.
Agenda ini berfokus pada evaluasi pemanfaatan bantuan buku bacaan bermutu sekaligus mendorong peningkatan literasi siswa.
Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Hafidz Muksin, yang turut hadir dalam kunjungan, mengaku terkesan dengan antusiasme siswa.
“Saya sangat senang menyaksikan anak-anak kelas 2 membaca buku cerita dengan lancar. Ini menunjukkan gairah membaca mereka telah tumbuh berkat adanya buku-buku yang menarik,” ujarnya.
Kunjungan ini merupakan bagian dari kebijakan Kemendikdasmen dalam memperkuat budaya literasi sejak dini.
Program penyediaan buku bacaan bermutu telah menjadi salah satu prioritas untuk menumbuhkan minat baca anak di sekolah dasar, khususnya di daerah.
Dukungan Pemerintah Daerah Dumai
Wali Kota Dumai, Paisal, menyampaikan dukungan penuh terhadap program literasi ini. Menurutnya, literasi adalah investasi masa depan yang tidak bisa ditawar.
“Kami berkomitmen penuh untuk meningkatkan minat baca anak-anak di Dumai. Ke depan, kami juga akan menggandeng pengusaha melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) agar lebih banyak buku bisa hadir di sekolah-sekolah,” tuturnya.
Tak hanya itu, Pemerintah Kota Dumai melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan juga terus mendorong inovasi.
Kepala dinas, Dona Fitri Ilahi, menuturkan adanya program Gerakan Membaca untuk Masyarakat Dumai (Gemurai) yang bisa diakses melalui aplikasi perpustakaan digital iDumai.
“Gemurai ini membuka akses lebih luas ke berbagai buku dan sumber bacaan secara gratis. Bahkan, kami juga berkolaborasi dengan Perpusnas untuk memperkaya koleksi digital,” katanya.
Strategi di Tingkat Sekolah
Kepala Sekolah SD Negeri 003 Pangkalan Sesai, Yusnidar, menjelaskan berbagai strategi untuk memperkuat minat baca siswa.
Salah satunya melalui pembentukan tim literasi dan penerapan metode membaca nyaring. “Kami ingin guru dan murid sama-sama terlibat dalam gerakan literasi sehingga budaya membaca bisa menjadi kebiasaan sehari-hari,” ungkapnya.
Data Kemendikdasmen menunjukkan, pada 2022 lalu Badan Bahasa telah menyalurkan 1.600 eksemplar buku bacaan bermutu ke sekolah-sekolah di Dumai.
Program ini terbukti berhasil mendorong anak-anak lebih gemar membaca ketimbang bermain gawai.
Literasi sebagai Gaya Hidup
Hafidz Muksin juga menekankan pentingnya menyediakan pojok baca di sekolah. Menurutnya, pojok baca bisa menjadi ruang alternatif bagi anak-anak untuk menghabiskan waktu istirahat.
“Dengan buku yang menarik, waktu mereka untuk mengakses gawai akan tergantikan oleh aktivitas membaca. Harapan saya, pojok-pojok baca dimanfaatkan secara maksimal,” jelasnya.
Ke depan, Kemendikdasmen melalui Badan Bahasa menyiapkan program lanjutan, termasuk sayembara penulisan buku cerita anak dan penerjemahan karya bahasa daerah ke bahasa Indonesia..***