Tak Terima Profesinya ‘Dilecehkan’ Fuad Fauzi, IMO Upayakan Langkah Hukum

Kepala KPPBC Tipe Madya B Dumai, Fuad Fauzi

DUMAI – Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai (KPPBC) Tipe Madya B Dumai melakukan klarifikasi dengan memberikan pernyataan meminta maafnya kepada wartawan.

Permohonan maaf tersebut digagas BC pada Sabtu, 7 Desember 2019 sekiranya pukul 10.00 WIB lalu yang diwakilkan oleh Kepala Seksi Pusat Layanan dan Informasi KPPBC Tipe Madya B Dumai, Gatot Kuncoro di Kafe Arabica, Jalan Sultan Hasanuddin, Kelurahan Rimba Sekampung, Kecamatan Dumai Kota.

Pernyataannya itu erat kaitannya dengan ucapan sang kepala, Fuad Fauzi yang  mengatakan ada oknum wartawan yang meminta amplop usai melakukan sesi  wawancara dengan pihaknya, sehingga hal ini terkesan melecehkan bagi sejumlah wartawan yang bertugas melakukan peliputan di wilayah Dumai.

Dan itu menurutnya sudah beberapa kali terjadi. “Bahkan ada staf saya merasa keberatan saat mentraktir ‘ngopi’ dengan wartawan dikarenakan wartawan terlalu banyak,”ungkap Fuad kala itu pada kegiatan sesi media gathering, Kamis, 5 Desember 2019 lalu di halaman kantor BC Dumai, Jalan Datuk Laksamana, Kelurahan Buluh Kasap, Kecamatan Dumai Kota.

Namun maksud pernyataan tersebut diluruskan oleh Kuncoro saat pertemuan dengan rekan media yang kedua kalinya.

Diutarakan Kuncoro, Fuad tak bermaksud menyudutkan wartawan. “Saya faham betul siapa beliau (Fuad Fauzi), bukan karena atasan saya, tapi memang bukan begitu maksudnya (melecehkan wartawan),”papar dia menjelaskan.

Bahwasanya BC saat ini tengah membenahi sistem seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi apalagi Indonesia juga sudah memasuki revolusi industri 4.0 yang semuanya bekerja adalah teknologi. “Termasuk dalam hal bersih-bersih yang bisa memicu indikasi dari tindak pidana korupsi,”timpal dia lagi.

“Sehingga tak ada istilahnya bagi kami untuk memberikan sagu hati kepada siapapun, jadi sekali lagi tak ada maksud kami melecehkan wartawan dengan pernyataan atasan saya sebelumnya,”jelas dia memaparkan.

Meski begitu, ia pun tak menampik, jika perihal ini juga sebagai acuan untuk menjadikan hubungan media dan BC jadi lebih baik lagi.

“Kami lebih suka mendapatkan kritik dari rekan-rekan media, karena yang bisa menilai itu orang dari luar,”ujar Kuncoro.

PWRI Sesalkan Fuad Fauzi Tak Hadir

Mendengar hal itu, Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Persatuan Wartawan Indonesia (PWRI) Kota Dumai, Ferry Wendria kepada sorotlensa.com, Minggu (8/12/2019) memaklumi niat baik dari pihak BC.

Tentu saja kondisi ini akan menciptakan situasi yang harmonis di kedua belah pihak. Baginya ini pembelajaran bagi siapapun terutama BC yang mau terbuka  hingga mau berkoordinasi dengan pihak media terkait kegiatan BC kedepannya.

“Namun kita menyayangkan jika pak Fuadnya tidak datang. Seharusnya dia sendiri yang memberikan pernyataan mohon maaf kepada kita semua. Bukan diwakilkan,”ucap Ferry yang kala itu juga hadir pada mediasi BC dan wartawan.

“Sehingga ada rasa kepuasan tersendiri kalau kita bisa berdiskusi langsung dengan pak Fuad tentang kemesraan yang seharusnya terbangun keduanya dari sejak dulu,”ungkapnya.

Meski begitu ia juga mengaku, jika selama ini terkait pemberitaan jika instansi pemerintahan maupun swasta menggelar kegiatan dan ingin dipublikasikan merasa senang dengan menitipkan ‘sagu hati’ sebagai ungkapan terimakasih.

“Namun tak ada istilah bagi saya termasuk anggota saya untuk minta-minta amplop. Dan itu sudah saya tanyakan, tapi kalau misalnya ada terbukti pasti saya tindak,”ucap dia.

Bahkan ia pun mendukung langkah BC untuk melaporkan tindakan tersebut ke pihak berwajib. “Jadi kita tahu siapa oknum yang suka minta-minta itu, biar profesi kita juga tidak buruk di mata publik,”terangnya.

“Untuk itu kita berharap akan ada mediasi kedua yang dilakukan langsung oleh Kepala BC Dumai. Dan kita masih menunggu itikad baik mereka lagi,”ucap dia memberikan solusi.

IMO Berencana Tempuh Jalur Hukum

Ketua DPD Ikatan Media Online (IMO) Indonesia Kota Dumai, Faisal Arif mempertimbangkan akan membawa kasus dugaan pelecehan profesi wartawan oleh Kepala KPPBC Tipe Madya B Dumai, Fuad Fauzi ke ranah hukum.

Dia menjelaskan akan mendiskusikan hal ini kepada sesama pengurus IMO yang di dalam keanggotaannya merupakan pemilik ataupun pengelola media online semua.

“Kita akan pertimbangkan untuk sampai ke ranah hukum,” ujar Faisal Arif kepada awak media, Minggu (8/12/2019) melalui sambungan telepon selulernya.

Sebagaimana disebutkan sebelumnya, ia sangat mengapresiasikan langkah BC untuk menggelar media gathering beberapa hari lalu bersama wartawan.

Namun yang membuat dirinya kecewa, Fuad terkesan menyudutkan wartawan. “Secara pribadi saya tidak pernah seperti itu. Saya saja membuka media online dengan bertungkus lumus tanpa minta bantuan siapapun apalagi istilah minta-minta amplop kepada pejabat,”katanya kesal.

“Kalau ada seperti itu, mungkin dalam membangun bisnis media yang saya jalankan saat ini pastilah gampang. Tapi ini tidak,”tegas pemilik media Sorotlensa ini berujar.

“Namun untuk rekan media lainnya jika ada seperti itu, ya itu kembali terpulang kepada mereka,”paparnya.

Ia juga sempat mengomentari pertemuan kedua yang digagas BC. Meskipun mengetahui, Arif dan pengurus IMO memang sengaja tak menghadirinya.

“Kita tak ingin memberatkan, jangan nantinya pihak BC merasa terbebani oleh wartawan, merasa digerogoti wartawan dengan hanya beberapa cangkir kopi,”tegasnya.

Karena, lanjut Arif, selain masalah amplop yang menjadi titik persoalan, Fuad juga sampai curhat kalau anggotanya sering mengeluh ketika membawa rekan-rekan wartawan untuk ngopi, terlebih lagi kalau ramai.

“Sampai curhat biaya ngopi, rekan-rekan wartawan.. saya rasa tidaklah sampai sebegitunya, lain hal kalau diajak ya.. Hal itu harus dipisahkan,”tambahnya lagi.

Ketika ditanya kapan akan melapor ke Polisi, pria yang akrab disapa Arif ini tak ingin menjawab terburu-buru.

“Kita akan diskusikan dengan penasehat hukum kita, kita akan pelajari, jika memang cukup untuk membuat laporan, dan jika rekan-rekan lainnya juga bersedia, kita lanjutkan (ranah hukum),”timpalnya.

“Ini kita lakukan demi pembelajaran bagi pihak manapun yang menilai kita hanya dengan amplop, tanpa memikirkan bagaimana kondisi kita sebenarnya di lapangan,”pungkasnya.(red)