Antisipasi Stunting Di Meranti, Wabub Minta Aksi Nyata Tiap OPD Atasi Stunting

MERANTI – Dalam mengatasi Stunting di Kepulauan Meranti, Wakil Bupati Kepulauan Meranti H. Said Hasim menggelar rapat pembahasan hasil review monitoring pelaksanaan Konvergensi Intervensi Stunting Terintegrasi diruang Rapat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kepulauan Meranti. Selasa (28/7/2020)

Selaku Fungsional Perencana Bidang Kesehatan Bappeda Provinsi Riau, Siti Rahmawati mengatakan Kabupaten Meranti merupakan salah satu Kabupaten yang dinilai berhasil dalam menekan angka Stunting didaerah. Hal ini terbukti dengan angka Stunting Meranti yang dulunya mencapai angka 37.00 kini menjadi 25.00 
“Dari hasil laporan dan survei yang dilakukan oleh Tim Penuntasan Stunting Provinsi Riau, Penurunan angka Stunting di Meranti tidak terlepas dari dukungan seluruh OPD disemua sektor dalam rangka mengatasi dan mengantisipasi terjadi Stunting diseluruh wilayah Kepulauan Meranti,” Kata Siti Rahmawati
Menyikapi hasil review tersebut, Wakil Bupati Kepulauan Meranti H. Said Hasyim mengatakan penuntasan masalah Stunting sangat penting dan strategis karena menyangkut masa depan generasi muda Meranti kedepan yang tentunya akan berdampak pada proses pembangunan Meranti.
“Meski saat ini telah terjadi penurunan angka Stunting di Meranti namun belum terlalu signifikan, untuk itu kepada semua OPD harus lebih serius menjalankan program dalam mengatasi Stunting dengan lebih gencar turun kelapangan untuk mengidentifikasi berbagai masalah sehingga program yang dilaksanakan lebih tepat sasaran dan terencana dalam mengatasi Stunting,” Ujar Said Hasyim
Seperti yang diketahui, dari hasil survei penyebab Stunting tidak selalu diakibatkan oleh kemiskinan, bisa jadi karena kurangnya pengetahuan orang rua terhadap gizi anak, penyakit ibu hamil, lingkungan yang tidak bersih, dan hal ini tentunya bisa juga menjadi faktor aksesbilitas yang menyebabkan masyarakat kesulitan membawa hasil produksi perkebunan, turunnya hasil produksi pertanian dan perkebunan sebagai peyangga ekonomi keluarga karena tidak ada peremajaan tanaman dan lainnya.
Selanjutnya, Wabup H. Said Hasyim juga menjelaskan sebanyak 70 persen masyarakat Meranti mengantungkan hidupnya dari hasil pertanian dan perkebunan mulai dari Karet, Sagu, Kelapa, dan Kopi. Khusus untuk Karet disamping harganya jatuh produksinyapun terus menurun karena sudah puluhan tahun tidak dilakukan peremajaan.
“Identifkasi masalah Stunting ini sangat penting karena akan menjadi acuan bagi Kabupaten, Provinsi, dan Pusat dalam menerapkan program kegiatan untuk mengatasi Stunting,” Ucap Wabup
Dalam mendukung pengentasan masalah Stunting di Meranti, Wabup Said Hasyim berharap dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi Riau karena jika melihat angka kemiskinan yang cukup tinggi di Meranti sudah selayaknya Meranti menjadi prioritas Pemerintah Provinsi untuk pelaksanaan berbagai program dan bantuan sehingga upaya mengatasi kemiskinan yang menjadi salah satu penyebab stunting dapat lebih cepat.
Kemudian, Siti Rahmawati juga menjelaskan bahwa Provinsi Riau bertanggungjawab dalam mengatasi Stunting dengan cara memberikan arahan kepada Kabupaten Kota dalam pelaksanaan 8 tahapan aksi konvergensi percepatan putaran stunting :
Pertama, melaksanakan persetujuan sebaran stunting, program yang disetujui, dan implementasi dalam pelaksanaanya.
Kedua, menyusun rencana kegiatan untuk meningkatkan pelaksanaan intervensi gizi. 
Ketiga, menyelenggarakan rembuk stunting tingkat kabupaten/kota. 
Keempat, memberikan kepastian hukum bagi desa untuk menjalankan peran dan otoritas desa dalam intervensi gizi terpadu. 
Kelima, memastikan tersedia dan berfungsinya kader yang membantu pemerintah desa dalam pelaksanaan program gizi terpadu di tingkat desa. 
Keenam, meningkatkan sistem pengelolaan data dan pengembangan di tingkat kabupaten/kota.
Ketujuh, melakukan pengukuran pertumbuhan dan perkembangan anak balita dan publikasi angka stunting kabupaten/kota. 
Dan terkahir, melaksanakan evaluasi kinerja program dan kegiatan terkait penurunan stunting selama satu tahun terakhir.
Sekedar informasi dari hasil pendataan pihak Dinas Kesehatan Meranti, Kepala Dinas dr Misri Hasanto mengatakan saat ini jumlah anak penderita Stunting di Meranti sebanyak 1900 orang atau 12 persen dari total Balita se-Kabupaten Meranti. Meski secara angka tergolong cukup besar namun dr Misri mengakui jumlah Balita penderita Stunting di Meranti masih dibawah rata-rata nasional yang mencapai 30.8 persen. 
“Jumlah Stunting terbesar di Kepulauan Meranti tersebar di 24 desa dari 103, diantaranya Desa Pelantai, Desa Sungai Tohor Barat dan Iainnya, namun untuk yang tertinggi berada di Desa Tanjung Dahrul Takzim, Kecamatan Tebingtinggi Barat,” Ungkap Misri    (DIL)