Sebabkan Langka, Ternyata Rumah Makan Gunakan Gas Melon Lebih dari Tiga Tabung

Tampak Wakil Ketua DPRD Kota Dumai, Zainal Abidin bersama Kepala Dinas Perindag Dumai, Zulkarnain saat berbincang dengan salah satu pemilik RM yang masih menggunakan gas bersubsidi.(arif)


SOROTLENSA,
DUMAI –
Sebagaimana diketahui
tabung gas 3 kg merupakan subsidi pemerintah yang diperuntukkan bagi masyarakat
kurang mampu serta pengusaha mikro.

Dimana pengusaha mikro yang dimaksud, pendapatannya
tidak lebih dari 1 juta rupiah per hari. Namun hal itu tak berlaku bagi
sejumlah pemilik rumah makan yang tersebar di Kota Dumai, pasalnya pelaku usaha
tersebut masih menggunakan tabung elpiji kemasan melon. 

Pemilik rumah makan sendiri
termasuk dalam kategori pengusaha makro atau kalangan masyarakat menengah ke
atas. 
Sesuai hasil temuan yang dilakukan di beberapa titik
rumah makan oleh tim gabungan dari pihak Pertamina Pemasaran, Dinas Perdagangan
Kota Dumai, anggota Komisi II DPRD Dumai dan Satpol PP Dumai, didapati jumlah
tabung gas melon rata-rata dengan jumlah di atas lima tabung elpiji, Senin, 10
September 2018 pagi, sementara tabung gas bersubsidi setiap kepala keluarga
hanya dijatah satu oleh pemerintah.

Dimulai pemilik usaha rumah makan (RM) itu, di
antaranya Bakso Bambang di Jalan Dipenogoro (Sukajadi) yang memiliki tujuh tabung gas melon, kemudian RM Malang
Ilham di wilayah yang sama, namun tidak ditemukan penggunaan tabung gas melon,
yang selanjutnya razia dilakukan di RM Nasi Kapau Ilham, Jalan Sultan Hasanudin
(Ombak) didapati sembilan tabung gas.

Lalu RM Nila Bakar di
Jalan Sultan Hasanuddin (Ombak) juga sebanyak lima tabung Bakso Marlan Jaya di jalan yang sama sebanyak empat tabung.

Pada kesempatan itu, para tim gabungan juga membawa
serta salah satu agen tabung gas dari PT Nur Sembilan. Tujuannya, bagi RM yang
kedapatan masih menggunakan tabung melon, maka tim gabungan terpaksa menggantinya
dengan tabung bright gas 5,5 kg yang berwarna merah muda kepada pemilik RM sebagai
tindak lanjut pemerintah kepada pemilik RM yang membandel.

Setiap dua tabung gas melon diganti dengan satu
tabung bright gas. Dari hasil data yang dirangkum di lapangan, Bakso Bambang
mengganti tiga tabung bright gas, RM Nasi Kapau sebanyak lima tabung, RM Nila
Bakar dan Bakso Marlan Jaya dua tabung. Dengan harga yang harus dibayarkan
hanya Rp67.550,-.

“Karena ada kegiatan seperti ini, makanya kita beri
harga promosi, sesuai HET (harga eceran tertinggi) yang disupply Pertamina
sebesar Rp67.550. Biasanya ada penambahan biaya antar sebesar Rp8000,- jadi
totalnya Rp75.550,- per tabung,”ungkap Rachmad kepada Sorotlensa.com yang
merupakan jasa pengantar agen Nur Sembilan.

Di lain kesempatan Wakil Ketua DPRD Kota Dumai,
Zainal Abidin yan ikut turun langsung menyidak sejumlah RM yang masih
menggunakan tabung melon kepada media ini mengaku kegiatan ini memang sudah
diagendakan pihaknya terkait tindak lanjut kelangkaan gas melon sejak tiga
pekan terakhir, sebelum dan sesudah hari raya Idul Adha lalu.

Menurutnya, perihal ini membuat sebagian warga
pengguna tabung melon menjerit, belum lagi dari informasi yang diterimanya, harga
tabung yang cukup melambung bahkan sampai 25 ribu rupiah per tabung.

Hal ini ternyata cukup beralasan, pasalnya hanya
pihak RM yang hampir rata – rata para memiliki tabung 3 kg lebih dari dua. 

“Maka
dari itulah kita sidak. Sidak ini pun dilakukan karena berdasarkan pengaduan
masyarakat, jika RM masih banyak yang menggunakan gas melon,”tuturnya.

“Dan benar setelah ditelusuri, memang terbukti,
kebanyakan dari RM yang ada di Dumai, rata-rata masih menggunakan gas melon
bahkan hampir mencapai 10 tabung. Padahal dengan jumlah segitu, mereka bisa
membeli tabung 5,5 kg itu lebih dari dua pula,”ungkap Bidin sapaan akrabnya
yang merupakan politisi Partai Amanat Nasional ini dengan nada tegas.

Ia mengaku kesal, karena tabung elpiji itu didapat
mereka berdasarkan hasil membeli dari pangkalan yang berbeda.

”Jadi dengan cara
ecer, di pangkalan ini dia (RM) beli satu, di pangkalan itu dia (RM) beli satu,
makanya jadi terkumpul banyak seperti ini,”cetusnya.

“Padahal karena ulah mereka jadi banyak masyarakat
kurang mampu yang susah mendapatkan gas melon. Dengan langkah ini kita bisa menindaklanjuti,
apalagi semua pihak terkait ikut turut serta,”tukasnya.

Senada dikatakan Zulkarnain, Kepala Dinas
Perdagangan Kota Dumai. Ia menyampaikan ada beberapa titik yang terindikasi
menggunakan gas melon itu. Dari hasil temua, ada 19 tabung gas melon dari titik
berbeda.

Baginya rumah makan sudah termasuk kategori
kalangan masyarakat ekonomi menengah atas, jadi tidak sepantasnya mereka masih menggunakan
tabung gas bersubsidi.

“Langsung kita tarik semua dan langsung diganti
dengan non subsidi (bright gas 5,5kg),”ucapnya.

“Padahal sebelumnya sudah kita surati baik langsung
maupun imbauan kepada media serta sosialisasi, namun mereka masih saja
membandel,”sebut Zulkarnain.

Namun berdasarkan sidaknya di lapangan, sejauh ini
para pelaku usaha bersikap kooperatif, mereka tidak melawan. 
Mereka hanya beralasan, jika selama ini dagangan
mereka
 kurang diminati pelanggan alias
tidak ramai, makanya masih menggunakan tabung gas bersubsidi.

”Tapi syukurnya mereka tidak melawan, namun
seandainya mereka melawan, akan kita limpahkan ke pihak berwenang yakni Polri.
Apalagi kita juga sudah membawa Satpol PP tadi,”tuturnya lagi.

Pihaknya juga akan menyusuri para pangkalan elpiji jika
masih ada yang mau menjual tabung gas melon kepada pihak RM. Jika kedapatan,
nantinya ia rekomendasikan ke Pertamina untuk tindak lanjut.

“Apakah nantinya akan dilakukan pembinaan, atau
pengurangan kuota bahkan penyegelan terhadap pangkalan yang membandel,”tukasnya.(tim)