SELATPANJANG – Tim gabungan bawah kendali operasi (BKO) Polda Riau dan Polres Meranti mengarasa kewalahan dalam menghadapi karhutla.
Bahkan mengalami kendala yang luar biasa saat memadamkannya. Pasalnya api yang mulanya padam kini hidup kembali.
Rombongan BKO Polda Riau sendiri dipimpin oleh Kombes Pol Dolivat Manurung yang didampingi Kapolres Kepulauan Meranti, AKBP Taufiq Lukman Nurhidayat termasuk semua stakeholder terkait hingga relawan pemadam karhutla ikut berjibaku berperang melawan api.
Tak hanya pemadaman saja dilakukan, melainkan pendinginan selama tujuh hari di tiga desa yakni Desa Bungur, Telesung dan Tanjung Kedabu,.Kecamatan Rangsang Pesisir dari Sabtu, 29 Februari 2020 akhir pekan lalu.
Berdasarkan keterangan dari pihak kepolisian, awalnya api berasal dari Desa Telesung kemudian merambat ke Tanjung Kedabu dan Desa Bungur, dengan titik api di antaranya :
1. 1°6’6,776″N 102°54’49,208″E Desa Telesung (tahap pendinginan)
2. 1°5’9,19932″N 102°53’19,005″E Desa Bungur (tahap pendinginan)
3. 166,776°N 102°549’208″E Desa Tanjung Kedabu (tahap pendinginan)
4. 1057,102.956 Desa Tanjung Kedabu (sedang ditangani/tahap pemadaman)
5. 1058,102,95 Desa Tanjung Kedabu (sedang ditangani/tahap pemadaman)
6. 1.061,102.949 Desa Tanjung Kedabu (sedang ditangani/tahap pemadaman)
7. 1.065999999999999,102.9444 Desa Tanjung Kedabu (sedang ditangani/tahap pemadaman)
8 1.067,102.955 Desa Tanjung Kedabu (sedang ditangani/tahap pemadaman)
Diperkirakan luas lahan yang terbakar untuk Desa Telesung kurang lebih 10 ha Desa Bungur 10 ha, dan Desa Tanjung Kedabu (belum dapat ditafsirkan).
Dengan jenis lahan yang terbakar yaitu hutan lahan gambut dan untuk pelaku masih dalam lidik.
Sementara itu, petugas di lapangan sudah melakukan upaya semaksimal mungkin dengan peralatan yang ada, serta peralatan manual (memadamkan api mengunkan ember dan kayu) juga dilakukan, bahkan masyarakat yang melewati lokasi juga ikut membantu.
Menyikapi hal ini, kekuatan personel yang ikut terjun ke lapangan memadamkan dan mendinginkan pemadaman di antaranya : TNI 13 orang, BKO Polda Riau 84, Polres Meranti 40, Polsek Rangsang 17, Badan Penanggulangan Bencana Daerah 20 orang.
Selanjutnya pihak kecamatan 23, PT SRL 10, masyarakat 30, masyarakat peduli api (MPA) 30, Satpol PP 19 dan Kanwil Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Provinsi Riau.
Untuk peralatannya, Polda memiliki mesin Robin tujuh unit dan selang tujuh rol, lalu milik Polres mini strike tiga unit dan selang juga tujuh rol.
Peralatan BPBD juga mini strike enam unit dan selang 22 rol. Dari PT SRL satu unit alat berat, mini strike empat dan selang 20 rol.
Pihak kecamatan mini strike satu unit dan selang 10 rol. Sedangkan desa mesin Robin tiga unit juga selang 30 rol.
Menurut Ditpamobvit Kombes Pol Dolifat mengaku kendala di lapangan yakni akses menuju lokasi TKP.
“Sebab selain jauh, juga harus merintis atau membuka jalan untuk dapat masuk ke lokasi yang terbakar,”sebut dia.
Senada disampaikan Kapolres. Dikatakannya, jika cuaca panas yang disertai angin kencang kemudian berhembus dikarenakan berdekatan dengan laut, tak tertutup kemungkinan api kembali muncul.
“Dan titik api tersebut berasal dari sisa-sisa kebakaran karena kemungkinan sisa api masih ada di dalam tanah bergambut,”ungkap dia.
“Selain itu sulitnya mendapat sumber air untuk melakukan pemadaman karlahut,”katanya.
Bagi dia kendala petugas di lapangan yakni air dan akses jalan. “Terpaksa petugas harus menggali tanah terlebih dahulu, namun itu pun harus cepat karena air tersebut bisa menjadi kering. Kalau sudah begitu harus cari lokasi baru,”paparnya panjang lebar.
Disampaikannya, jika waktu sudah larut malam, baru pihaknya melanjutkan keesokan harinya mulai dari pagi hari.
Untuk alat berat, diakuinya sudah ada milik PT SRL yang digunakan untuk.pembuatan embung air di Desa Bungur.
Namun pada saat alat berat bergerak menuju Desa Tanjung Kedabu guna menambah embung di TKP namun mengalami kendala yakni.
“Sebab dua unit alat berat terperosok dan tidak bisa melanjutkan untuk menuju ke Tanjung Kedabu,”timpalnya.
Tentu saja semua tim melakikam pergeseran ke TKP di Tanjung Kedabu.
“Dan alhamdulillah kita berhasil memberdayakan dua alat berat itu, sehingga memompa ke sumber titik api,”sebutnya mengakhiri.(rls/dil)