DUMAI – Tokoh Pemuda Kota Dumai, Muhammad Ikhsan Nizar, angkat bicara terkait dinamika yang belakangan muncul di tengah masyarakat. Ia menyoroti adanya indikasi dugaan praktik transaksional “undertable” yang dinilai mencederai nilai-nilai luhur gerakan sosial.
“Hal ini sungguh sangat kita sayangkan. Perbuatan semacam ini mengakibatkan trust publik terhadap gerakan sosial terus tergerus,” tegas Ikhsan, Jumat (19/9).
Mantan Kordinator daerah Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Kota Dumai Periode 2022 – 2023 ini juga menilai, dugaan praktik tersebut tidak hanya mencoreng nama baik, tetapi juga melemahkan peran strategis mahasiswa, lembaga swadaya masyarakat (LSM), organisasi kepemudaan, hingga organisasi kesukuan yang semestinya menjadi garda terdepan dalam memperjuangkan kepentingan rakyat.
“Yang mestinya kita menjadi pembawa panji perubahan dan penyeimbang kekuasaan, justru suara lantang itu tiba-tiba hilang. Bukan karena lelah berteriak, tetapi karena dugaan adanya praktik yang tidak semestinya,” ujarnya.
Ikhsan menggambarkan kekecewaannya ketika sebuah aksi yang sudah direncanakan masyarakat mendadak batal. Menurutnya, pembatalan itu bukan akibat tuntutan yang sudah dipenuhi melalui dialog, melainkan karena isu miring yang menyebar cepat.
“Ini bukan sekadar berita tentang satu aksi yang gagal, melainkan cerita luka yang dalam bagi gerakan moral masyarakat sipil. Bagaimana kita bisa bicara tentang Indonesia Emas 2045, jika suara rakyat masih bisa diperjualbelikan demi kepentingan pribadi dan hasrat sesaat?” tutupnya.**