Tampak Wakil Ketua DPRD Kota Dumai, Mawardi bersama anggota DPRD Kota Dumai fraksi PKS, Rudi Hartono saat meninjau waduk milik PT Pelindo I Cabang Dumai yang sudah tiga kali makan korban jiwa |
DUMAI – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Dumai Mawardi meninjau waduk ‘maut’ milik PT Pelindo (Persero) I Cabang Dumai di Jalan Terikat, Kelurahan Teluk Binjai, Kecamatan Dumai Timur, Sabtu (4/1/2020) siang.
Selain Mawardi, tampak anggota DPRD Kota Dumai dari fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Rudi Hartono.
Diketahui kedatangan mereka sebagai tindak lanjut kejadian seorang bocah bernama Ilham Nur Zidan (10) tewas mengambang akibat bermain dan berenang di waduk tersebut pada Kamis, 2 Januari 2020 lalu.
Almarhum sendiri merupakan putra dari pasangan Yahya dan Mitawati warga Jalan Merdeka Baru, Gang Ikhlas, RT 07, Kelurahan Teluk Binjai, Kecamatan Dumai Timur.
Kedatangan mereka disambut langsung oleh Duan salah seorang tokoh masyarakat setempat sembari menceritakan bagaimana kronologi kejadian yang menimpa bocah pelajar kelas IV SDN Srilanggam tersebut.
Dari pengakuan Duan, kejadian nahas ini sudah tiga kali terjadi dan keseluruhannya menimpa bocah berusia 10 tahun ke bawah.
Mulai dari Afdhal (9) warga Jalan Tapanuli, Kecamatan Dumai Timur pada Kamis, 20 Februari 2014, kemudian Jack (9) warga Jalan Bintan, Kecamatan Dumai Kota pada Minggu, 7 Agustus 2016 dan terakhir kejadian baru-baru ini menimpa Zidan sapaan akrabnya.
Ia mengungkapkan jika masyarakat dibuat geram dengan keberadaan waduk dengan kedalaman 7 meter tersebut. Kekesalan mereka pun bukan tanpa alasan, sebab pihak terkait dinilai tak bertanggung jawab atas keberadaan waduk ‘maut’ tersebut.
“Waduk tersebut dibangun akhir tahun 2012 silam. Dan yang menentukan titik areal lokasi waduk yang digali adalah Pelindo sendiri,”terangnya lagi.
Ditambahkannya, sebelumnya, ia bersama warga sempat bertanya solusi peristiwa ini kepada Pelindo. “Namun sebaliknya, pihak Pelindo terkesan buang badan,”paparnya menimpali.
Di kesempatan yang sama, Wis warga lainnya juga menuturkan hal senada. Bahkan warga setempat sempat ingin menggelar lomba memancing namun Pelindo tidak memberikan izin.
“Padahal kami sudah mengantongi izin dari Camat Dumai Timur, namun ditolak oleh Pelindo. Berarti itu menandakan waduk tersebut memang milik Pelindo,”ungkap dia.
Kepada kedua wakil rakyat ini, ia meminta agar DPRD bisa mencarikan solusi dari permasalahan tersebut. “Agar ke depannya tidak ada korban jiwa lagi,”ungkap Wis meminta sembari diaminkan oleh Duan.
Mendengar aduan kedua warga tadi, Mawardi yang juga politisi PKS ini berjanji akan menindaklanjutinya ke Pelindo sebagai pemilik lahan dari waduk maut itu.
“Ini masalah nyawa manusia, saya akan kejar pihak-pihak terkait, hingga ada solusi terkait dengan keberadaan waduk ini,” tegas lelaki yang lebih akrab dengan sebutan Ustadz Mawardi tersebut.
Senada yang dikatakan Rudi Hartono. Menanggapi hal ini, Rudi Hartono menegaskan akan mengambil langkah dan tindakan agar korban tak berjatuhan lagi.
“Hingga kita mendapatkan solusinya terbaik terkait keluhan masyarakat tersebut,”ujar legislator termuda Kota Dumai periode 2019-2024 ini.
Selanjutnya kedua legislator ini didampingi Duan menyambangi rumah korban yang sambut oleh sang ayah, Yahya.
Saat kedua politisi PKS ini menyambangi rumah korban Ilham Nur Zidan yang disambut oleh sang ayahanda, Yahya |
Pelindo Angkat Bicara
Sementara di lain kesempatan, Wakil Manager Umum PT Pelindo I Cabang Dumai, Muhammad Syafii angkat bicara tentang keberadaan waduk tersebut.
Menurut pria yang kerap disapa Yopi ini mengatakan jika pemberitaan yang selama ini diangkat sejumlah media adalah simpang siur.
Ia pun tak tinggal diam, jika lokasi waduk tersebut memang benar berada di lahan Pelindo namun pihak yang menggali waduk tersebut dikerjakan oleh Dinas Pekerjaan Umum sebelum berganti nama menjadi Dinas Pekerjaan Umum dan Permukiman Rakyat (PUPR).
Menurut dia, tujuan dibangun waduk tersebut untuk mengurangi debit air di saat curah hujan yang cukup tinggi.
“Karena yang kita ketahui selama ini kalau lagi musim hujan di Dumai rata-rata rumah warga khususnya permukiman sekitar kantor Pelindo selalu digenangi air,”papar dia kepada sorotlensa.com, Sabtu (4/1/2020).
Menurut dia, sejak dibangun waduk tersebut, Pemko Dumai hanya beberapa bulan saja mengawasi keamanan dari waduk itu.
“Selebihnya hingga saat ini tak ada lagi pihak Pemko Dumai yang mengontrol waduk tersebut,”ungkap dia.
Alhasil lokasi waduk pun jadi tidak terawat, terutama di bagian saluran pembuangan air ke waduk selain digenangi limbah dan sampah, lokasi sekitar waduk juga ditumbuhi semak belukar.
Kepada Pemko Dumai dirinya berharap, untuk segera mengkaji ulang fungsi waduk tersebut. Baginya jika waduk tersebut menjadi beralih fungsi sebagai tempat pemandian anak-anak sekitar bahkan sudah memakan korban lebih baik ditutup saja.
“Daripada jadi mudharat (hal yang tidak menguntungkan),”tukas dia.(tim)