DUMAI – Masyarakat yang tinggal di sekitar pelabuhan Pelindo Dumai mengaku resah akibat aktivitas bongkar muat hasil limbah kelapa sawit berupa ampas dan bungkil yang berlangsung di sepanjang kawasan Pelabuhan.
Dikutip dari riaugreen.com, Berdasarkan keterangan sejumlah warga, aktivitas bongkar muat tersebut menimbulkan dampak serius terhadap lingkungan sekitar. Debu dari ampas dan bungkil sawit berterbangan hingga masuk ke halaman bahkan ke dalam rumah warga. Kondisi ini juga membuat air sumur serta tampungan air hujan warga berubah warna menjadi hitam akibat tercemar debu.
“Hampir setiap kali ada bongkaran ampas dan bungkil sawit di area pelabuhan, udara terasa sesak dan bau menyengat. Kami bahkan sering mengalami batuk-batuk akibat gangguan pernapasan,” ungkap salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Keluhan lain juga datang terkait kualitas air bersih. Warga menyebutkan, jika air tampungan untuk kebutuhan sehari-hari lupa ditutup, keesokan harinya air tersebut sudah berubah warna dan tidak lagi layak digunakan.
“Pagi-pagi waktu mau dipakai, air tampungan sudah hitam terkena debu ampas sawit. Air itu tidak bisa dipakai untuk minum ataupun mencuci,” keluh warga lainnya.
Masyarakat menyesalkan belum adanya langkah tegas dari pihak terkait dalam menanggapi masalah ini. Menurut mereka, instansi terkait seolah menutup mata terhadap keluhan warga.
“Sudah sering kami rasakan dampaknya, tapi tidak ada respon. Kami hanya bisa pasrah dengan kondisi ini,” ujar warga dengan nada kecewa.
Teddi Fadillah, selaku branch manager Pelindo Multi Terminal ketika dimintai komentar terkait hal tersebut, namun enggan untuk menjawab.
Editor : Redaksi