Foto/Net. |
DUMAI – Belum cukup sepekan dunia medis di rundung duka akibat perbuatan seseorang pria terhadap Perawat di RS Siloam Palembang sehingga memicu aksi pemgecaman kears terhadap sang pelaku dari berbagai unsur elemen, mulai dari organiasi kedokteran hingga masyarakat dan lain sebagainya.
Kali ini, sepertinya hal ini terulang kembali dengan permasalahan berbeda. RSUD Kota Dumai mendadak berhenti operasional yang mengakibatkan tumpukan antrian pasien di pintu poliklinik yang membuat sebagian keluarga pasien meluapkan emosi kepada para perawat di Rumah Sakit Kebanggan Kota Dumai tersebut.
Ada apa dengan para perawat tersebut mogok bekerja?? Tentu ini yang menjadi pertanyaan utama dari seluruh orang.
Menurut keterangan yang beredar diberbagai media bahwa mogoknya para Tenaga Kesehatan (NaKes) tersebut lantaran tak kuat mendapat tekanan dari beberapa pihak terkait pelayanan. Tidak itu saja sarana dan prasarana juga menjadi alasan para perawat dan tenaga medis lainnya melakukan kasi mogok tersebut.
Seperti dilansir dari okeline.com atas pernyataan salah ssorang dokter di RSUD dumai yang menyebutkan alasan mereka melakukan aksi mogok.
“Kami akan mengambil tindakan tegas tidak melaksanakan Poli Klinik, Pelayanan Dianogstik dan Operasi elektif dimulai pada hari Selasa tanggal 20 April 2021 sampai batas waktu yang tidak dapat ditentukan dan tetap melaksanakan Pelayanan Kesehatan yang bersifat Emergency dan perawatan di ruang rawat inap,” kata salah seorang dokter yang minta namanya dirahasiakan.
Hal senada juga di utarakan oleh dr. Indrawan yang mempersalahkan lemahnya pengaman di RSUD sehingga menyebabkan kegaduhan.
“Kinerja pihak keamanan RSUD yang kami permasalahkan,” tulisnya melalui pesan singkat Whatsapp dikutip dari Erapublik.com
Indrawan juga menyebutkan permasalahan ini juga telah disampaikan kepada pemerintah, namun hingga kini belum ada solusi nya.
“Kami sudah menghadap pak walikota dan Plt Kadinkes untuk minta solusi dari masalah ini, namun tidak ada solusi yang diberikan, lalu kepada siapa lagi kami harus mengadu. Ini merupakan pilihan terakhir kami yang terpaksa kami ambil karena merasa diabaikan oleh pimpinan dan pemerintahan.” ungkap dr. Indrawan.
komite keperawatan juga menyampaikan hal ini dalam bentuk surat keberatan terhadap managemen RSUD yang mereka nilai kurang memberikan perhatian dan perlindungan kepada mereka dalam menjalankan tugas mulianya.
Ketika awak media ini meminta konfirmasi kepada pihak RSUD, dr. Ridhonaldi selaku Direktur menampik hal tersebut. Ridho menjelaskan bahwa dirinya selalu mengedepankan sikap pimpinan yang selalu melindungi para bawahan.
” Tidak benar pak kalau saya membiarkan para bawaham saya mendapat tekanan,” ucap Ridho
Ia juga menjelaskan terkait kurangnya totalitas para bakes dalam memberikan pelayanan lantaran minimnya sarana prasarana tersebut, kita juga sudah ajukan,” ujar nya
“Kendati demikian saya meminta maaf sebesar-besarnya kepada Masyarakat Kota Dumai Khusunya keluarga pasien oleh kejadian ini. Semoga kedepan hal ini tidak akan pernah terjadi lagi,” tandas Ridho mengakhiri.(Tim)