Benny Akbar SH, MH, CLA (Pengamat Kebijakan Publik) |
DUMAI – Pembatasan sosial berskala Besar (PSBB) adalah istilah kekarantinaan kesehatan di Indonesia yang didefinisikan sebagai pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi penyakit dan/atau terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi.
Seperti diketahui di Kota Dumai sendiri penerapan PSBB dimulai pada Senin 18 Mei 2020 dengan ketentuan 7 (tujuh) poin berdasarkan peraturan Walikota nomor 34 tahum 2020 tentang pedoman PSBB dalam upaya pencegahan penularan Covid-19.
Namun sepertinya respon terkait penerapan PSBB tidak berjalan seperti harapan, dalam hal ini pemerintah harus menelan pil pahit dengan timbulnya protes dari berbagai kalangan masyarakat terkait penerapan PSBB, berawal dari aksi yang digelar oleh Koalisi Mahasiswa dan Masyarakat Anti Korupsi (KEMMAK) yang menolak diberlakukannya PSBB dan disusul aksi spontanitas ratusan para pedagang pasar Senggol yang terletak di jantung kota Dumai pada senin malam dan nyaris menuai bentrok dengan aparat.
Benny Akbar SH, MH, CLA selaku Pengamat Kebijakan Publik menilai telah terjadinya miskomunikasi antara pemerintah dengan masyarakat. Dengan kecenderungan kasus positif yg terus menurun, apakah Kota Dumai masih dalam kategori zona merah?
“Terlebih suasana saat ini sudah H-4 hari raya idul fitri, masyarakat sudah lelah dengan kebijakan yang abu-abu. masyarakat butuh makan. disaat pembatasan jalur transportasi darat begitu ketat nya, sementara di bandara semakin kemari semakin ramai. Kita bisa lihat sendiri, ternyata Penerapan PSBB di banyak daerah, tidak begitu efektif. dimna letak salah nya?,” Tutur Lelaki yang berprofesi sebagai Advokat ini
“kita tau, bahwa ada sanksi pidana yang bisa dikenakan kepada pelanggar psbb.namun apakah ini tidak menjadi kontradiktif, disaat warga binaan yang berada di dalam LP saja lagi banyak dikeluarkan melalui proses asimilasi saat ini. Saya menghimbau kepada Bapak Walikota, untuk bisa melihat kondisi kota Dumai hari ini dengan sebaik-baik nya.bangun komunikasi dengan seluruh lapisan masyarakat. Perhatikan kondisi masyarakat yg memang hidup nya bekerja hari ini, untuk hidup hari ini juga,” Tambah Benny
Lelaki yang akrab dengan sapaan Beben ini juga menilai harusnya pemerintah dapat mensosialisasikan protokol kesehatan kepada Masyarakat dengan lebih Humanis, tidak dengan cara hanya mengandalkan kekuasaan dan jabatan.
” silahkan sosialisasikan untuk menjalankan protokol kesehatan pandemi covid-19 kepada masyarakat. gunakanlah cara-cara pendekatan yang humanis dan manusiawi, jangan menggunakan tangan kekuasaan yang memaksa. Ini tentang masalah perut. Ini tentang bagaimana masyarakat akan menghadapi hari lebaran yang sudah semakin dekat, ini tentang masyarakat yang sudah lelah dalam kondisi ketidak pastian ini. Tentang carut marut ketidaksiapan pemerintah dalam menghadapi wabah pandemi Corona saat ini,” lanjut Beben.
” kalau tidak mau dibilang sudah terlambat, ayo gunakan momen penerapan psbb saat ini dengan lebih fleksible, jangan kaku, tegur lah dengan bijak. Jangan gunakan cara-cara penekanan dan pemaksaan. Himbau terus kepada masyarakat untuk tetap melaksanakan protokol kesehatan, saya yakin, masyarakat Dumai akan mengikutinya, dan semoga wabah ini akan segera berakhir, dan kehidupan kembali pulih seperti sedia kala,” tutupnya. (Red)